Menyisir Jejak Komplotan Bomber Kampung Melayu
cerita-indonesia45 - Orang-orang berlarian menyelamatkan diri, ketika bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, meledak. Sebagian berteriak ketakutan. Tak lama kemudian, tak jauh dari lokasi teror pertama, bom kedua meledak.
Teror bom Kampung Melayu Rabu 24 Mei 2017 malam, menghentakkan Tanah Air.
Lima orang tewas dan beberapa orang terluka. Tak lama kemudian, polisi memastikan dua orang yang tewas merupakan pelaku bom bunuh diri tersebut.
Kepolisian masih memastikan identitas kedua terduga tersebut melalui uji sampel DNA.
Dua inisial tersebut salah satunya adalah INS, warga Gang Warta, Jalan Cibangkong, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. INS diperkirakan memiliki keterkaitan dengan orang yang terlibat dengan insiden bom panci di Lapangan Pendawa, Kota Bandung, Jawa Barat bernama Agus.
Sementara pelaku lainnya berinisial AS, merupakan warga Kampung Ciranji, RT 04/05, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.
Tiga orang lainnya yang meninggal dunia merupakan polisi yang tengah berjaga di Terminal Kampung Melayu. Mereka yang gugur itu adalah Britu Anumerta Ridho Setiawan, Briptu Anumerta Taufan Tsunami, dan Briptu Imam Gilang Adinata. Ketiganya gugur terkena ledakan bom di tengah pengamanan pawai obor.
Gerak cepat, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menyisir jejak jaringan dari teroris ini.
Densus 88 dibantu Polda Jawa Barat lalu menangkap tiga terduga teroris di tempat terpisah. Ketiga terduga tersebut ditangkap pada Jumat 26 Mei 2017 dinihari.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan, mereka yang ditangkap berinisial A, WS, dan J.
A ditangkap di Jalan Mohammad Toha, Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung. Sementara WS ditangkap di Jalan Rancasawo, Rancasari, Kota Bandung, dan J ditangkap di kawasan Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
"Dari hasil pengembangan, kami telah mengamankan tiga pelaku berkaitan dengan tindak terorisme bom Kampung Melayu," ucap Yusri di lokasi penggeledahan Jalan Rancasari, Kota Bandung, Jumat.
Densus pun memeriksa ketiganya secara intensif. Polisi masih mendalami peran mereka dalam peristiwa bom Kampung Melayu yang menewaskan tiga polisi tersebut.
Guna mencari barang bukti, penyidik Densus 88 kemudian menggeledah kediaman WS di Jalan Rancasawo, Kota Bandung.
Menurut dia, penyidik masih mendalami keterkaitan ketiga terduga bom Kampung Melayu dengan tersangka teror di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung.
"Tetapi kemungkinan mengarah ke pelaku yang di Cicendo (bom Taman Pendawa). Tapi harus dipastikan lagi," kata Yusri.
Densus 88 Antiteror juga mengendus keberadaan anggota jaringan teroris Kampung Melayu di Garut. Densus pun menangkap seorang lagi yang diduga rekan bomber bunuh diri Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Pria berinisial H itu dibekuk di Kampung Paledang, RT 01, RW 13 kelurahan Suci Kaler, Kecamatan Karang Pawitan, Garut, Jawa Barat.
"Tadi saya juga kaget, tapi enggak boleh masuk, Sekarang sudah dibawa petugas (densus)," ujar Agus Sopandi, orangtua H, saat ditemui di rumahnya Jumat 26 Mei 2017.
Menurut dia, proses penangkapan anaknya dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahuan, termasuk dari ketua RT dan RW setempat.
"Totalnya (anggota Densus) saya juga tidak tahu," kata dia dengan raut muka yang masih menunjukkan kekagetan atas penangkapan anaknya.
Agus menambahkan, selain H anggota keluarga lainnya yang ikut digiring antara lain I, yang merupakan istri H dan anaknya yang masih berusia dua bulan. Keterangan H dibutuhkan petugas dalam kaitannya sebagai adik ipar dari Ahmad Sukri, salah seorang terduga pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu Jakarta Timur.
Dia menyatakan, hingga kini belum mengetahui alasan penangkapan anaknya yang bekerja sebagai tukang jahit di rumah itu.
Salah satu anggota Koramil 1102 Karangpawitan, Garut, Iwan Ridwan menambahkan, berdasarkan laporan pemberitahuan yang masuk melalui Muspika Kecamatan Karangpawitan, H ditangkap sekitar pukul 08.00 WIB.
"Setelah itu kami koordinasi dengan ketua RT untuk memastikan lokasi rumahnya," kata dia.
Dalam penangkapan tadi, selain H dan I serta anaknya yang masih bayi, diamankan pula beberapa berkas dan dokumen. "Soal isinya saya belum tahu karena sudah diamankan polisi," ucap Iwan.